Perbandingan biaya hidup tinggal di rumah pribadi vs apartemen di jakarta menjadi pertanyaan penting bagi jutaan warga Jakarta, terutama milenial, pasangan muda, dan keluarga yang ingin membeli hunian pertama. Banyak yang mengira apartemen lebih mahal, padahal dalam beberapa kasus, rumah pribadi justru membutuhkan biaya operasional lebih besar karena listrik, air, dan perawatan taman.
Faktanya, menurut Bank BTN, Rumah123, dan Katadata 2024, biaya hidup bulanan di rumah pribadi bisa 20–40% lebih tinggi daripada di apartemen, terutama untuk listrik, air, dan perawatan. Namun, apartemen punya biaya tersembunyi seperti iuran pemeliharaan (service charge) dan dana cadangan (sinking fund) yang sering diabaikan calon pembeli.
Artikel ini akan membahas:
- Kenapa perbandingan ini penting
- Komponen biaya hidup yang sering dilupakan
- Rincian biaya rumah pribadi
- Rincian biaya apartemen
- Kelebihan & kekurangan masing-masing
- Siapa yang cocok tinggal di mana
- Panduan memilih berdasarkan kondisi keuangan
Semua dibuat untuk membantu kamu mengambil keputusan finansial yang bijak — bukan emosional.
Kenapa Perbandingan Biaya Hidup Antara Rumah dan Apartemen Sangat Penting?
Beberapa alasan utama:
- Keputusan pembelian hunian adalah investasi jangka panjang → harus dihitung sampai 10–20 tahun ke depan
- Banyak biaya tersembunyi yang tidak terpikirkan saat beli
- Gaya hidup memengaruhi pilihan → single, pasangan, atau keluarga besar
- Lokasi dan akses transportasi memengaruhi biaya transportasi harian
- Kemampuan finansial berbeda-beda → tidak semua bisa bayar service charge apartemen mahal
Sebenarnya, pemilihan hunian bukan soal mana yang lebih keren — tapi mana yang lebih sesuai dengan kondisi keuangan dan gaya hidup.
Tentu saja, salah pilih bisa membuat cicilan membengkak dan keuangan keluarga terganggu.
Komponen Biaya Hidup yang Harus Dipertimbangkan
KOMPONEN | PENJELASAN |
---|---|
Cicilan KPR atau Uang Muka | Biaya utama, tergantung harga properti |
Listrik & Air | Rumah biasanya lebih boros karena luas & taman |
Iuran Lingkungan (RT/RW) | Untuk keamanan, kebersihan, dan fasilitas umum |
Service Charge (apartemen) | Biaya pemeliharaan gedung, lift, kolam renang |
Sinking Fund (apartemen) | Dana cadangan untuk perbaikan besar |
Perawatan Bangunan & Taman | Cat ulang, atap bocor, taman, pompa air |
Parkir & Keamanan | Biaya parkir di kompleks atau gedung |
Biaya Transportasi Harian | Jika lokasi jauh dari kantor |
Sebenarnya, biaya tersembunyi bisa mencapai 20–30% dari cicilan pokok.
Biaya Hidup Tinggal di Rumah Pribadi di Jakarta
Misal: Rumah 2 lantai, 90 m², di Jakarta Timur (harga pasar: Rp 1,8 M)
BIAYA | RATA-RATA PERBULAN |
---|---|
Cicilan KPR (15 tahun, 10% DP) | Rp 14,5 juta |
Listrik (PLN) | Rp 800 ribu – 1,5 juta (AC, pompa, taman) |
Air (PAM + sumur bor) | Rp 300–500 ribu |
Iuran RT/RW | Rp 100–200 ribu |
Perawatan (taman, cat, atap) | Rp 500 ribu (rata-rata) |
Parkir & Keamanan | Rp 100–150 ribu |
Biaya Transportasi (BBM/Grab) | Rp 1–2 juta (tergantung jarak kantor) |
Total Biaya Bulanan | ±Rp 17–19 juta |
Catatan:
- Biaya listrik naik saat musim panas
- Perawatan taman bisa lebih mahal jika pakai jasa harian
- Lokasi jauh dari kantor = biaya transportasi lebih tinggi

Biaya Hidup Tinggal di Apartemen di Jakarta
Misal: Apartemen 2 BR, 50 m², di Jakarta Selatan (harga pasar: Rp 1,6 M)
BIAYA | RATA-RATA PERBULAN |
---|---|
Cicilan KPR (15 tahun, 10% DP) | Rp 13 juta |
Listrik (PLN) | Rp 400–700 ribu (lebih hemat, ruang terbatas) |
Air (PAM) | Rp 150–250 ribu |
Service Charge | Rp 600 ribu – 1,2 juta (tergantung gedung) |
Sinking Fund | Rp 100–200 ribu |
Parkir Motor/Mobil | Rp 200–400 ribu |
Biaya Transportasi (TransJakarta/LRT) | Rp 300–600 ribu |
Total Biaya Bulanan | ±Rp 15–17 juta |
Catatan:
- Service charge naik 5–10% per tahun
- Apartemen dekat stasiun = hemat transportasi
- Tidak perlu bayar iuran RT/RW atau perawatan taman

Kelebihan dan Kekurangan Masing-Masing Pilihan
ASPEK | RUMAH PRIBADI | APARTERMEN |
---|---|---|
Kelebihan | – Lebih luas – Punya taman & privasi – Bisa renovasi bebas – Nilai investasi stabil |
– Lokasi strategis (dekat kantor) – Fasilitas lengkap (kolam, gym) – Keamanan 24 jam – Minimal perawatan |
Kekurangan | – Biaya operasional tinggi – Perawatan rumit – Lokasi sering jauh dari pusat – Rawan banjir/kebisingan |
– Service charge terus naik – Ruang terbatas – Bising dari tetangga – Keterbatasan parkir |
Cocok untuk | Keluarga besar, yang suka berkebun, butuh privasi | Single, pasangan muda, pekerja kantoran, yang suka gaya hidup urban |
Sebenarnya, tidak ada pilihan yang lebih baik — hanya lebih sesuai.
Siapa yang Cocok Tinggal di Rumah Pribadi vs Apartemen?
Pilih Rumah Pribadi Jika:
- Kamu punya keluarga besar (3+ anak)
- Butuh ruang bermain atau taman
- Ingin punya privasi tinggi
- Bekerja dari rumah (WFH)
- Tidak masalah dengan lokasi agak jauh dari pusat
Pilih Apartemen Jika:
- Kamu single atau pasangan tanpa anak
- Bekerja di pusat kota (SCBD, Sudirman, Thamrin)
- Ingin hidup praktis, tanpa repot urus taman/kebocoran
- Suka fasilitas seperti gym, kolam, dan kafe
- Ingin investasi jangka pendek (sewaan)
Tips:
Jika ragu, coba sewa dulu 6–12 bulan sebelum membeli.

Penutup: Pilih Sesuai Kebutuhan, Bukan Ikut Tren
Perbandingan biaya hidup tinggal di rumah pribadi vs apartemen di jakarta bukan sekadar soal angka — tapi tentang gaya hidup, prioritas, dan kestabilan keuangan jangka panjang.
Kamu tidak perlu memilih rumah hanya karena “harus punya tanah”.
Atau memilih apartemen hanya karena “trendy”.
Karena pada akhirnya,
rumah terbaik bukan yang paling mewah — tapi yang paling nyaman dan terjangkau untukmu.
Akhirnya, dengan satu pertanyaan:
👉 “Apa kebutuhan nyata keluargaku?”
👉 “Berapa maksimal cicilan yang tidak mengganggu keuangan?”
👉 “Apakah aku butuh taman atau lebih butuh akses cepat ke kantor?”
Kamu bisa membuat keputusan yang bijak, rasional, dan bebas tekanan sosial.
Jadi,
jangan tergoda oleh gengsi.
Dengarkan kondisi keuangan.
Dan pilih hunian yang benar-benar mendukung hidupmu.
Karena rumah bukan simbol status — tapi tempat di mana kamu bisa bernapas dengan tenang